Hal itu disampaikan oleh Ketua Generasi Muda (Gema) Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Provinsi Sumatera Utara (Provsu) Ustad Masdar Tambusai SAg didampingi Ahli Wakif Ustad Bakti Sutarno, Amir Syah, Chairuddin, Fikri Rohan, Ahmad Rizal, Anward Shadat kepada wartawan pada saat konfrensi pers di Medan, Kamis, (24/10/2019).
"Masjid baru sudah dipakai. BKM sah dan warga berencana untuk mengambil inventaris mesjid yang telah dikuasai oleh warga dan masyarakat luar serta ormas yang sebagian besar bukan warga sukaramai II. BKM dan sebagian besar warga menghendaki pergesaran masjid yang baru untuk digunakan, dan masjid lama itu tidak pernah diwakafkan oleh prumnas," kata Ustad Masdar Tambusai.
Perlu diketahui, bahwa kejadian semalam itu merupakan aksi keinginan warga untuk memindahkan inventaris masjid mereka, namun dihalang-halangi oleh ormas yang bertahan dimasjid lama, sesuai dengan komitmen BKM sah yang dibuktikan dengan SK Itidal pergesaran masjid, kemudian BKM mengembalikan tanah dan masjid lama ke pihak perumnas.
"Untuk Masjid yang lama tanah itu adalah milik prumnas, dengan etikat baik pihak prumnas membangun masjid yang baru, ternyata ada pihak-pihak yang bukan penduduk setempat yang selama ini menguasai masjid yang lama," ungkap Masdar Tambusai, sembari mengatakan bahwa mereka telah mendapat persetujuan dari pihak Pemerintah Kota Medan, Kemenag Sumut, Kemenag Kota Medan, dan KUA Kecamatan Medan Area, bahwa masjid itu sudah di perbolehkan untuk di geser.
Sementara, Ahli Wakif Ustad Bakti Sutarno mengungkapkan, "orang tua saya yang bernama Imam Sutarno dulu mewakafkan tanah itu antara 1960 - 1961 dan di dalam akte pewakaf itu dengan tulisan bahasa adat Melayu, disitu mengatakan bahwa wakaf itu untuk warga Sukaramai dan Melayu, jadi jelas ini masjid berdiri diatas tanah milik Prumnas dan sebagai ganti dari wakif orang tua saya yang di Gang Melur dulu," kata Ustad Bakti Sutarno
Ustad Bakti Sutarno juga menerangkan, surat sertifikatnya sudah diurus oleh mereka pada tahun 1995 dan tidak bisa dibangun karena pihak perumnas tidak mau, dan sekarang pihak Prumnas merelakan tanahnya dilokasi yang baru. Mereka juga telah membangun Masjid Amal Silaturrahim yang baru dan lebih besar lagi, "kami dari pihak wakif mengucapkan terimakasih kepada pihak prumnas telah membangun masjid yang baik dan lebih besar lagi," ucapnya.
Kalau ini dituntut secara hukum, mesjid itu bisa dirubuhkan, karena itu berdiri diatas tanah milik prumnas, selaku pewakif mendukung dengan pengeseran masjid ini. Karena pihak prumnas akan memberikan sertifikat wakaf serta pernyataan dari pihak prumnas bahwa itu adalah penganti masjid yang berada di Gang Melur.
"Kami setuju, selesai masalah. Sampai kiamat itu tetap menjadi masjid. Kalau masjid yang lama kini dipertahankan oleh orang-oang yang tak tentu keberadaannya itu akan hancur. karena akan terjadi masalah jika keberadaan masjid itu masih tetap di pertahankan dan pemilik tanah akan menuntut serta mengusur masjid itu dan tidak ada gantinya," tegasnya.
Ustad Bakti Sutarno menghimbau kepada saudara-saudara dari Aliansi Penyelamat Masjid Amal Silaturrahim (APMAS) beserta kawan-kawan FUI (Forum Umat Islam), saya memohon untuk berbaik hati, karena prumnas tidak akan mungkin memberikan dua masjid, pasti dia (Prumnas) akan meminta masjid yang telah mereka bangun ini kembali, karena mereka perlu tanah yang ditempati oleh masjid yang lama untuk mendirikan bangunan prumnas.
"Berdasarkan pendapat dari Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zurkarnain yang menyatakan haram hukumnya sholat di masjid yang dibangun ditanah milik orang lain tanpa kerelaan ataupun serta persetujuan dari pemiliknya dan itu tidakan dibenci oleh Allah SWT." Kata Ustad Bakti Sutarno.
Hal ini menegaskan bahwa pahala orang yang berwakaf diawal tidak hilang. Demikian penjelasan risalah sejarah terbitnya IPAW Masjid Amal Silaturrahim, agar kita sesama muslim tidak terjadi polemik berkepanjangan soal wakaf tersebut, ini semata-mata untuk menyelamatkan asset wakaf umat islam yang dulu tidak memiliki dokumen lengkap terkait perpindahan diawal, semoga ini memberikan manfaat buat kaum muslim dan tentunya yang terpenting pahala pewakakaf. (Sil)
COMMENTS