BEKASI, Garuda News Nusantara - Proyek pembangunan POLDER yang berlokasi di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, akan selesai sebelum tutup anggaran akhir tahun 2019. Proyek tersebut dikerjakan PT. Jatisibu Karya Anugerah. Polder itu dibangun untuk mengantisipasi banjir selama ini di Pangkalan 5. Setiap hujan deras di daerah itu selalu banjir dan banjir tersebut pernah disaksikan DR. H. Rahmat Effendi Walikota Bekasi yang langsung terjun ke lokasi banjir saat itu, demikian informasi diperolah dari Pemkot Bekasi belum lama ini.
Sesuai yang terpampang di Papan Proyek, proyek itu menyerap anggaran lebih kurang Rp 32,1 miliar. Kini pelaksanaan proyek sedang berjalan yang dilakukan Budi selaku pelaksana proyek. Tampak sejumlah Beko beroperasi di lokasi proyek Polder itu untuk mengkeruk tanah dengan kedalaman 4,5 meter dari permukaan tanah. Untuk pembuangan tanah boncos yang digali di lokasi proyek, sempat membuat pusing pelaksana proyek, bingung harus kemana dibuang. Tetapi belakangan ada tempat pembuangannya di Kelurahan Sumur Batu. Pihak pelaksana proyek dalam hal ini Budi harus menyewa mobil truck tronton untuk mengangkut dan membuang tanah tersebut.
Budi selaku pelaksana proyek yang setiap hari berada di lokasi proyek Polder, harus menghadapi berbagai lapisan masyarakat, baik itu Ormas, LSM dan Wartawan maupun orang-orang direksi dari Dinas terkait yang datang ke proyek dan diterima dengan baik. "Siapapun dari manapun semua diterima yang penting jangan neko-neko. Kalau macam-macam saya malas menerima dan menemui. Tapi kalau baik-baik datang, sayapun menghormati," kata Budi saat dihubungi Garuda News Nusantara (22/10) di lokasi proyek.
Budi selaku pelaksana proyek Polder berlokasi di Ciketing Udik itu mengatakan, bahwa pihaknya mengerjakan proyek itu sebagaimana dengan spek atau Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kalau dulu desebut sesuai dengan Bestek. "Saya tidak berani mengerjakan jika tidak sesuai dengan RAB-nya, kami tidak mau jika proyek itu nanti bermasalah. Oleh karena itulah saya berupaya melaksanakan pekerjaan itu dengan baik." Kata Budi lagi.
Kini pekerjaan pengerukan tanah sedang berjalan dan sebahagian sudah dipasang turap. Bagian yang kedalamannya sudah sesuai dengan spek itu sudah dipasang turap, kendati Beko masih melakukan pengerukan. Hal itu dilakukan supaya sama-sama berjalan semua dan tidak perlu harus ditunggu selesai dulu pengerukan baru dipasang turap, yang penting tidak mengganggu pekerjaan yang lain. Nah kalau ditunggu selesai dulu pengerukan tanah, tidak mungkin bisa selesai akhir tahun atau Desember nanti, tutur Budi mengakhiri. (Redaksi)
Sesuai yang terpampang di Papan Proyek, proyek itu menyerap anggaran lebih kurang Rp 32,1 miliar. Kini pelaksanaan proyek sedang berjalan yang dilakukan Budi selaku pelaksana proyek. Tampak sejumlah Beko beroperasi di lokasi proyek Polder itu untuk mengkeruk tanah dengan kedalaman 4,5 meter dari permukaan tanah. Untuk pembuangan tanah boncos yang digali di lokasi proyek, sempat membuat pusing pelaksana proyek, bingung harus kemana dibuang. Tetapi belakangan ada tempat pembuangannya di Kelurahan Sumur Batu. Pihak pelaksana proyek dalam hal ini Budi harus menyewa mobil truck tronton untuk mengangkut dan membuang tanah tersebut.
Budi selaku pelaksana proyek yang setiap hari berada di lokasi proyek Polder, harus menghadapi berbagai lapisan masyarakat, baik itu Ormas, LSM dan Wartawan maupun orang-orang direksi dari Dinas terkait yang datang ke proyek dan diterima dengan baik. "Siapapun dari manapun semua diterima yang penting jangan neko-neko. Kalau macam-macam saya malas menerima dan menemui. Tapi kalau baik-baik datang, sayapun menghormati," kata Budi saat dihubungi Garuda News Nusantara (22/10) di lokasi proyek.
Budi selaku pelaksana proyek Polder berlokasi di Ciketing Udik itu mengatakan, bahwa pihaknya mengerjakan proyek itu sebagaimana dengan spek atau Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kalau dulu desebut sesuai dengan Bestek. "Saya tidak berani mengerjakan jika tidak sesuai dengan RAB-nya, kami tidak mau jika proyek itu nanti bermasalah. Oleh karena itulah saya berupaya melaksanakan pekerjaan itu dengan baik." Kata Budi lagi.
Kini pekerjaan pengerukan tanah sedang berjalan dan sebahagian sudah dipasang turap. Bagian yang kedalamannya sudah sesuai dengan spek itu sudah dipasang turap, kendati Beko masih melakukan pengerukan. Hal itu dilakukan supaya sama-sama berjalan semua dan tidak perlu harus ditunggu selesai dulu pengerukan baru dipasang turap, yang penting tidak mengganggu pekerjaan yang lain. Nah kalau ditunggu selesai dulu pengerukan tanah, tidak mungkin bisa selesai akhir tahun atau Desember nanti, tutur Budi mengakhiri. (Redaksi)
COMMENTS