Ditolak Warga, Pembangunan Gedung SMAN 4 Terkatung-katung

BEKASI, Garuda News Nusantara - Pembangunan tambahan gedung SMA Negeri 4 Kota Bekasi, sampai saat ini terkatung-katung. Padahal proyek itu sudah dilelang atau ditenderkan, namun pihak kontraktor tidak dapat membangun karena ditolak warga Perumahan SBS Harapan Jaya. Alasannya, bahwa keberadaan lahan Fasilitas Sosial (Fasos) dan Fasilitas Umum (Fasum) adalah milik warga setempat, karena sudah dibayar mereka sekaligus angsuran kredit rumah, demikian keterangan yang diperoleh.

Rencana SMA Negeri 4 dalam membangun tambahan gedung tersebut dan sudah menjadi program sekolah untuk menggunakan Fasos, Fasum seluas lebih kurang 500 m2 dan rencana tersebut akan membangun yakni, lantai dasar (satu) untuk tempat Parkir, lantai 2 untuk pembangunan 4 Ruang Kelas Belajar (RKB) dan Lantai 3 paling atas adalah untuk Aula. Tetapi semua program itu tidak dapat dilaksanakan atau dikerjakan akibat adanya larangan warga setempat, demikian dikatakan, Samsuri selaku Kasubag. Tata Usaha (TU) SMA Negeri 4, saat dihubungi Redaksi Garuda News Nusantara Kamis (31/10).

Warga yang berada di lingkungan RW 08 Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi itu bersih keras menolak membangun Gedung Tambahan SMA Negeri 4. Dikatakan, Permasalahan itu sudah disampaikan, mereka (warga red) ke Walikota, juga berupaya untuk menemui Walikota Bekasi, tapi tidak pernah bertemu. Mereka minta kepada Walikota Bekasi, supaya tidak semena-menena dengan lahan fasos, fasum warga Perumahan SBS Harapan jaya, tutur warga. Anehnya, warga yang berada di atas lahan fasos, fasum yang sedang menunggu pihak terkait Pemkot Bekasi dalam penyelesaian permasalahan itu, melarang Garuda News Nusantara untuk mengambil foto lahan Fasos, Fasum itu.

Kontraktor yang telah memenangkan tender, kini sedang gigit jari dan tidak dapat bekerja. Kontraktor pun minta kepada pihak terkait Pemkot Bekasi untuk dapat menyelesaikan dugaan pertikaian antara pihak warga RW 08 Perumahan SBS Harapan Jaya dengan Pemkot Bekasi, kemudian, jika sudah selesai dan kondusif dengan warga, hingga pembangunan dapat dilaksanakan, supaya tidak terkatung-katung. Pemkot harus dapat merasakan bagaimana perasaan kontraktor, sebab, mulai pendaftaran hingga lelang proyek panitia lelang pun tahu ada pengeluaran biaya yang dikeluarkan kontraktor, namun tidak bisa bekerja, ujar Firman Matondang SH Ketum LKBH LSM TIPIKOR INDONESIA, Jakarta saat diminta tanggapannya seputar masalah terbengkalainya pembangunan gedung tambahan SMA Negeri 4 Kota Bekasi. (David/Redaksi)