LABUHANBATU, Garuda News Nusantara - Mayat Maratua P. Siregar alias (Sanjai) ditemukan disemak-semak dengan kondisi luka bacokan beserta sepeda motor yang dipinjam dari Burhan Nasution rekan korban.
Penemuan korban sekitar 200 meter dari penemuan mayat Raden Sianipar yang sebelumnya ditemukan tidak bernyawa dalam parit dibelakang kontener PT SAB/KSU Amalia, Dusun Wonosari Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara.
Demikian dikatakan Kapolsek Panai Hilir AKP Budiarto saat dikonfirmasi awak media melalui selulernya Kamis (31/10/19) sekira pukul 12.14 Wib.
Dijelaskan Kapolsek, "Penemuan mayat Maratua P. Siregar sekira pukul 10.00 wib pagi,ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan berupa luka bacokan dikepala, dipunggung dan paha sebelah kanan, dan mayat Maratua P. Siregar sudah di evakuasi dan dibawa ke puskesmas sei berombang", Jelasnya.
Informasi yang dihimpun dari beberapa sumber diketahui kedua korban yang diduga dibunuh orang tidak dikenal kesehariannya berprofesi sebagai wartawan terbit mingguan dan kritis menyoroti permasalahan sengketa areal milik perkebunan PT SAB/KSU AMELIA yang saat ini sudah dieksekusi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Disebutkan, Sanjay Siregar diduga pernah memimpin puluhan masyarakat Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Bupati Kabupaten Labuhanbatu, beberapa tahun yang silam, Kamis (13/2/2014). Ungkap Ketua LSM Lembaga Pemantau Independen Asset Negara (LIPAN), Syamsul Sitepu.
Mereka menuntut agar diperbolehkan masuk ke areal lahan garapan yang selama ini dikuasai oleh PT SAB/KSU Amelia sejak tahun 2005 lalu. Mereka meyakini lahan seluas 760 hektar tersebut merupakan tanah hak milik masyarakat desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir.
"Iya, korban Sanjay Siregar memang giat menyoroti dan mengkritisi soal lahan itu." Katanya.
Syamsul yang juga rekan korban mengakui jika di areal PT SAB/KSU Amelia tersebut diduga sering terjadi keributan mengarah kekerasan antara warga yang mengklaim areal milik mereka dengan orang tidak dikenal yang menjaga areal tersebut, pungkasnya. (Sil)
Penemuan korban sekitar 200 meter dari penemuan mayat Raden Sianipar yang sebelumnya ditemukan tidak bernyawa dalam parit dibelakang kontener PT SAB/KSU Amalia, Dusun Wonosari Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara.
Demikian dikatakan Kapolsek Panai Hilir AKP Budiarto saat dikonfirmasi awak media melalui selulernya Kamis (31/10/19) sekira pukul 12.14 Wib.
Dijelaskan Kapolsek, "Penemuan mayat Maratua P. Siregar sekira pukul 10.00 wib pagi,ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan berupa luka bacokan dikepala, dipunggung dan paha sebelah kanan, dan mayat Maratua P. Siregar sudah di evakuasi dan dibawa ke puskesmas sei berombang", Jelasnya.
Informasi yang dihimpun dari beberapa sumber diketahui kedua korban yang diduga dibunuh orang tidak dikenal kesehariannya berprofesi sebagai wartawan terbit mingguan dan kritis menyoroti permasalahan sengketa areal milik perkebunan PT SAB/KSU AMELIA yang saat ini sudah dieksekusi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Disebutkan, Sanjay Siregar diduga pernah memimpin puluhan masyarakat Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Bupati Kabupaten Labuhanbatu, beberapa tahun yang silam, Kamis (13/2/2014). Ungkap Ketua LSM Lembaga Pemantau Independen Asset Negara (LIPAN), Syamsul Sitepu.
Mereka menuntut agar diperbolehkan masuk ke areal lahan garapan yang selama ini dikuasai oleh PT SAB/KSU Amelia sejak tahun 2005 lalu. Mereka meyakini lahan seluas 760 hektar tersebut merupakan tanah hak milik masyarakat desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir.
"Iya, korban Sanjay Siregar memang giat menyoroti dan mengkritisi soal lahan itu." Katanya.
Syamsul yang juga rekan korban mengakui jika di areal PT SAB/KSU Amelia tersebut diduga sering terjadi keributan mengarah kekerasan antara warga yang mengklaim areal milik mereka dengan orang tidak dikenal yang menjaga areal tersebut, pungkasnya. (Sil)
COMMENTS