LIMA PULUH, Garuda News Nusantara - Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher OrderThinking Skills/HOTS)."
Hal tersebut dikatakan Plt. Kadisdik Kabupaten Batu Bara, Ilyas Sitorus saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis Zonasi di SMPN 1 Lima Puluh, Jumat, (15/11/2019).
Menurut Ilyas Sitorus, untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling (MGBK), selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.
Zonasi juga memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, dan capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, serta pertimbangan mutu lainnya, kata Ilyas.
Kegiatan dalam rangka meningkatkan kompetensi para guru ini diikuti sebanyak 80 orang guru yang terdiri dari guru Sekolah Dasar (SD) 40 orang yang dilaksanakan di SMPN 1 Lima Puluh dan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) 40 orang yang dilaksanakan di SMPN 1 Air Putih, ujar Pria yang selalu berpenampilan rapi dan mudah senyum ini.
Lebih lanjut Ilyas mengatakan, program PKP ini merupakan salah satu bentuk penguatan kepada guru-guru dalam upaya meningkatkan cara mengajar dengan harapan peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran. Selain untuk memperbaiki model pelatihan dan pembelajaran bagi guru, ke depannya akan diberlakukan sistem zonasi, ungkap Ncekli safaan akrab Ilyas Sitorus.
Sementara Dhin Oloan Sihotang SPd MPd selaku Narasumber dalam pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) menyampaikan, cara kita mengajar saat ini harus mulai berubah tidak menggunakan metode konvensional semata melainkan Blandit Learning yaitu pembelajaran dengan menggabungkan metode tatap muka dengan belajar menggunakan media internet.
Sudah saatnya guru di zaman milenial ini meng upgrade diri dalam memberikan pembejaran karena perkembangan teknologi yang begitu cepat tidak dapat dihindari, ujar Dhin yang saat ini masih mengikuti Program Doktor Dalam Bidang Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Menurut Dhin, manfaat menggunakan blandit learning bagi guru dapat memberikan ruang bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dengan mengkombinasikan belajar tatap muka dan belajar online yang dapat berpengaruh langsung terhadap tujuan proses belajar mengajar di kelas.
Dalam Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP), diharapkan akan mendorong komunikasi antara peserta dengan Fasilitator sehingga akan terjadi kedekatan dan kerjasama antar peserta yang mengarah kepada pembelajaran aktif karena akan memberikan umpan balik dengan segera termasuk adanya penekanan terhadap waktu pengerjaan tugas sehingga dapat mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi dengan menghargai berbagai macam bakat dan metode, dengan mengembangkan 5 M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan, kata Dhin.
Selama ini program pengembangan komptensi guru berdasarkan hasil uji kompetensi, yang lebih memfokuskan pada peningkatan kompetensi guru terutama dalam kompetensi pedagogi dan profesional. Namun dengan seiringnya meningkatnya tantangan peningkatan mutu pendidikan, perlu dilakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru yang bermuara pada hasil peserta didik, pungkas Dhin Oloan Sihotang. (Sil)
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher OrderThinking Skills/HOTS)."
Hal tersebut dikatakan Plt. Kadisdik Kabupaten Batu Bara, Ilyas Sitorus saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis Zonasi di SMPN 1 Lima Puluh, Jumat, (15/11/2019).
Menurut Ilyas Sitorus, untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling (MGBK), selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.
Zonasi juga memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, dan capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, serta pertimbangan mutu lainnya, kata Ilyas.
Kegiatan dalam rangka meningkatkan kompetensi para guru ini diikuti sebanyak 80 orang guru yang terdiri dari guru Sekolah Dasar (SD) 40 orang yang dilaksanakan di SMPN 1 Lima Puluh dan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) 40 orang yang dilaksanakan di SMPN 1 Air Putih, ujar Pria yang selalu berpenampilan rapi dan mudah senyum ini.
Lebih lanjut Ilyas mengatakan, program PKP ini merupakan salah satu bentuk penguatan kepada guru-guru dalam upaya meningkatkan cara mengajar dengan harapan peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran. Selain untuk memperbaiki model pelatihan dan pembelajaran bagi guru, ke depannya akan diberlakukan sistem zonasi, ungkap Ncekli safaan akrab Ilyas Sitorus.
Sementara Dhin Oloan Sihotang SPd MPd selaku Narasumber dalam pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) menyampaikan, cara kita mengajar saat ini harus mulai berubah tidak menggunakan metode konvensional semata melainkan Blandit Learning yaitu pembelajaran dengan menggabungkan metode tatap muka dengan belajar menggunakan media internet.
Sudah saatnya guru di zaman milenial ini meng upgrade diri dalam memberikan pembejaran karena perkembangan teknologi yang begitu cepat tidak dapat dihindari, ujar Dhin yang saat ini masih mengikuti Program Doktor Dalam Bidang Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Menurut Dhin, manfaat menggunakan blandit learning bagi guru dapat memberikan ruang bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dengan mengkombinasikan belajar tatap muka dan belajar online yang dapat berpengaruh langsung terhadap tujuan proses belajar mengajar di kelas.
Dalam Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP), diharapkan akan mendorong komunikasi antara peserta dengan Fasilitator sehingga akan terjadi kedekatan dan kerjasama antar peserta yang mengarah kepada pembelajaran aktif karena akan memberikan umpan balik dengan segera termasuk adanya penekanan terhadap waktu pengerjaan tugas sehingga dapat mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi dengan menghargai berbagai macam bakat dan metode, dengan mengembangkan 5 M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan, kata Dhin.
Selama ini program pengembangan komptensi guru berdasarkan hasil uji kompetensi, yang lebih memfokuskan pada peningkatan kompetensi guru terutama dalam kompetensi pedagogi dan profesional. Namun dengan seiringnya meningkatnya tantangan peningkatan mutu pendidikan, perlu dilakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru yang bermuara pada hasil peserta didik, pungkas Dhin Oloan Sihotang. (Sil)
COMMENTS