CIKARANG PUSAT, Garuda News Nusantara - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Bekasi, Tjandra Tjipto Ningrum menyesalkan sikap oknum masyarakat yang mencari muka terhadap Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bekasi, Raden Rara Mahayu Dian Suryandari, yang baru saja menjabat, dengan cara melaporkannya ke Presiden atau pun lembaga negara lainnya.
Menurut Tjandra, Kajari yang menghadiri kegiatan Kenal Sambut beberapa waktu lalu di Hotel Holiday Inn, Cikarang, tidak mesti berbuntut panjang. Pasalnya, Kajari hanya sebagai tamu di acara kegiatan tersebut yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.
"Analisanya dimana ya, disaat ada tamu yang datang. Kenapa dia yang dilaporkan. Ini namanya cari muka aja sih," ujar Tjandra kepada wartawan.
Dikatakan Tjandra, seharusnya sosial kontrol dari masyarakat lebih menganalisa lagi untuk menunjukkan sikap kritisnya. Padahal, jika dibandingkan dengan daerah lain, banyak kegiatan pisah sambut kejaksaan dan tidak ada masalahnya untuk yang bersangkutan.
"Pelaporan dan tindakan kritis yang berlebihan ini menunjukkan sikap yang subjektif dan tidak objektif. Mengapa yang dilaporkan hanya Kepala Kajari, kenapa tidak Sekda atau Bagian Umum. Ini ada apa?," ucap Tjandra dengan bertanya.
"Mungkin juga oknum masyarakat ini lagi main catur atau main biliar, yang disentil kejaksaan, mau cari muka ke Sekda atau bagian umum. Yang mau pintu masuk dari Kajari baru," sindir Tjandra.
Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini, berharap untuk stekholder di Kabupaten Bekasi agar mempercayakan kepada Kajari yang baru, untuk menegakkan hukum dan mengawasi penggunaan anggaran di Kabupaten Bekasi.
"Untuk penegakan hukum. Saya rasa kita masih mempercayai kejaksaan. Apalagi, kejaksaan beberapa hari lalu baru mengusut nilai korupsi yang mencapai Rp. 400 Miliar. Dan untuk roda pemerintahan, masih ada TP4D," pungkasnya. (Red)
Menurut Tjandra, Kajari yang menghadiri kegiatan Kenal Sambut beberapa waktu lalu di Hotel Holiday Inn, Cikarang, tidak mesti berbuntut panjang. Pasalnya, Kajari hanya sebagai tamu di acara kegiatan tersebut yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.
"Analisanya dimana ya, disaat ada tamu yang datang. Kenapa dia yang dilaporkan. Ini namanya cari muka aja sih," ujar Tjandra kepada wartawan.
Dikatakan Tjandra, seharusnya sosial kontrol dari masyarakat lebih menganalisa lagi untuk menunjukkan sikap kritisnya. Padahal, jika dibandingkan dengan daerah lain, banyak kegiatan pisah sambut kejaksaan dan tidak ada masalahnya untuk yang bersangkutan.
"Pelaporan dan tindakan kritis yang berlebihan ini menunjukkan sikap yang subjektif dan tidak objektif. Mengapa yang dilaporkan hanya Kepala Kajari, kenapa tidak Sekda atau Bagian Umum. Ini ada apa?," ucap Tjandra dengan bertanya.
"Mungkin juga oknum masyarakat ini lagi main catur atau main biliar, yang disentil kejaksaan, mau cari muka ke Sekda atau bagian umum. Yang mau pintu masuk dari Kajari baru," sindir Tjandra.
Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini, berharap untuk stekholder di Kabupaten Bekasi agar mempercayakan kepada Kajari yang baru, untuk menegakkan hukum dan mengawasi penggunaan anggaran di Kabupaten Bekasi.
"Untuk penegakan hukum. Saya rasa kita masih mempercayai kejaksaan. Apalagi, kejaksaan beberapa hari lalu baru mengusut nilai korupsi yang mencapai Rp. 400 Miliar. Dan untuk roda pemerintahan, masih ada TP4D," pungkasnya. (Red)
COMMENTS