Dikatakan, Selasa 17 Maret 2020 pada saat mengisi bensin, kepada petugas pompa bensin diminta supaya diisi Pertamax full tengki, saat pengisian berjalan pemilik kenderaan menyaksikan putaran perjalanan meteran pembayaran dan dari mulai nilai 14 ribu dan 15 ribu langsung loncat ke 20 ribu. Karena pemilik kenderaan telah menyaksikan loncatan putaran meteran, kemudian diprotes kepada petugas pèngisian SPBU, "Saya tidak tau itu pak, kalau mau komplen silahkan ke kantor," ujar petugas pengisian itu, sambil menunjuk ke arah kantor SPBU tersebut.
Pengakuan pemilik kederaan motor honda yang mengisi bahan bakar di salah satu SPBU di Jatiasih dan menjelaskan, bahwa dirinya tidak pernah mengisi pertamax di atas 15 ribu rupiah, dia selalu mengisi bensin dengan 10 ribu sampai 12 ribu sudah full tengki, bahkan sering dengan 8 ribu rupiah sudah full tengki. Sebab pemiki motor honda ini tidak betah bensin kurang dari setengah tengki selalu ngisi bensin full tengki. Karena jika ngisinya tinggal sedikit bensin di tengki takut naik kotoran ke karburator, sehingga selalu ngisi bensin penuh-penuh terus, ujarnya dan merahasiakan pompa bensin di Jatiasih itu.
Ketika masalah loncatan putaran meteran itu dikonfirmasikan kepada pimpinan SPBU yang di Jatiasih, berinisial S dan mengatakan, bahwa dirinya sudah 12 tahun bekerja di SPBU itu, baru ini pernah menerima komplen adanya loncatan putaran meteran pompa tersebut. "Mana buktinya, ada loncatan itu, apakah ada vidionya," kata S. Bagaimana ada videonya, kejadian itu spontan saja. Kalau misalnya divideokan, berarti dari awal sudah berencana mencari-cari kesalahan, itukan kurang baik, kata yang merasa menjadi korban itu kepada Garuda Nusantara
Menurut S, tidak mungkin itu bisa terjadi, kslau itu terjadi otomatis tidak akan berjalan atau keluar bensin saat pengisian, pasti error, katanya. Selain itu kata S, SPBU yang ditangani setiap bulan diperiksa dan diaudit. Ini semua sudah akses ke Pertamina dan setahun sekali mesin pompa diperiksa dan ditera, jadi tidak mungkin, ujar S meyakinkan sang konsumen. Ayolah kalau mau kita tes di pompa yang sama dan petugas yang sama, tambah S lagi. Kalau andai kata pemilik punya aplikasi yang bisa mengatur loncatan putaran pengisian bensin atau sejenis lainnya itu, siapa yang tau kalau itu dimatikan pompa berfungsi seperti biasa normal dan kalau dihidupkan, kembalilah program itu berfungsi loncat, kan tidak ada yang tau.
Ada lagi pengalaman salah seorang pemilik mobil saat mengisi bensin 100 ribu rupiah dan biasanya pemilik mobil menyerahkan uangnya kepada petugasi SPBU dan diminta supaya diisi 100 ribu rupiah. Tetapi saudara pemilik mobil duduk di bangku belakang supir atau pemilik mobil dan menyaksikan pengisian bensin tersebut. Saat di putaran 80 ribu langsung loncat ke 100 ribu, tetapi karena saat itu langsung diprotes dan terlihat dalam komputer bahwa yang telah diisi hanya 80 ribu, kemudian pihak pemilik SPBU mengembalikan 20 ribu rupiah uang pemilik mobil, namun pemilik mobil itu merahasiakan SPBU yang bertindak nakal itu.
Namun ia berpesan kepada pemilik kenderaan baik motor atau mobil jangan mengisi bahan bakar di pompa bensin dengan nilai misalnya, 10 ribu, 15 ribu 20 ribu, 50 ribu. Kalau untuk tidak terkena akal-akalan mereka atau tidak masuk program yang mereka buat, perhatikanlah pada saat pengisian bensin kalau misalnya mau ngisi 10 ribu jangan 10 ribu tambahkan saja menjadi 11 ribu, atau kalau mau ngisi 15, 20, 50 hingga 100 ribu rupiah usahakan dengan nialai di bawah atau di atas. Contoh mau ngisi 100 ribu rupiah, isilah 98 ribu atau 101 ribu atau 102 ribu, kalau itu dilakukan kita tidak terjebak program mereka, paparnya.
Diminta kepada Menteri BUMN dan pihak Pertamina supaya memperhatikan keluhan masyarakat dan menindak pemilik SPBU yang diduga nakal, karena sudah semakin merebak keluhan masayarakat, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mengusap dada, tutur salah seorang korban di SPBU Jatiasih itu kesal. (Pas/Red)
COMMENTS