SIMALUNGUN, Garuda Nusantara - Junikson Siregar, pria usia 43 tahun kelahiran Huta Bayu Simalungun mampu merubah sampah masyarakat menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi petani. Usaha yang digelutinya itu bernaung di CV Nusion Tani beralamat di Jalan Bersama Desa Baru Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara layak digandeng pemerintah dalam hal tata kelola sampah, Jumat (8/5/2020).
Terbukti, ketelatenannya yang gigih didalam menggeluti bidang pupuk organik ini jelas terlihat dari semula sampah masyarkat yang tertumpuk dipembuangan, tempat pembuangan ahir (TPA) pemerintah kota medan,lalu kemudian di olah kembali menjadi pupuk organik dan patut untuk dicontoh kawula muda.
Diperkirakan 100 ton dalam seminggu junikson siregar melalui puluhan anak buahnya mampu mengeksekusi sampah menjadi pupuk organik.
Diluar dugaan, banyak yang menganggap remeh tentang sampah, padahal junikson siregar mengungkapkan kepada awak media dalam hitungan satu bulan saja maka 4 ratusan ton sampah masyarakat mampu terkelola menjadi bermanfaat dan menjadi pupuk organik bebernya.
Namun tidaklah seperti yang terlihat seperti sekarang ini, Nikson yang juga kesehariannya melayani di Gereja Penggerakan Kristus-Jemaat Mount Zion, Desa Gunung Tinggi, Kecamatan Pancur Batu ini mengatakan "ini tidaklah seperti yang dilihat seperti sekarang ini,hasilnya sudah berjalan dengan mulus namun banyak rintangan yang di tempuh demi mewujudkan impian itu" tegasnya.
Bahwa alam bisa dimanfaatkan menjadi sumber berkat dan ramah lingkungan, dan terbukti produksi nusion tani ini bahkan sudah terjual sampai kebeberapa daerah tapanuli melalui Cv nusion tani rintisannya.
Lebih lanjut siregar menceritakan kisahnya mulai tertarik dengan lingkungan sekitar yaitu diawali suatu ide briliant serta didukung seorang istri lulusan S1 dibidang pertanian, bak gayung bersambut yang awalnya ide biriliant, berubah menjadi kenyataan.
Dengan tekad yang kuat pria kelahiran huta bayu simalungun ini mampu menunjukkan keberhasilannya didalam pengelolaan pupuk organik,serta menjadi teladan agar tetap tekun berjuang, "bahwa siapapun berpeluang yang sama apabila mampu menekuni bidang yang diminati" tegasnya.
Hal-hal lain diawal memang terasa berat, untuk mencari tempat ini saja dahulu saya kewalahan, namun saya tak habis akal, saya cari lahan murah dimana dahulu kala tempat ini dikatakan warga angker dan peluang ini yang saya manfaatkan. Karena warga enggan tinggal didaerah angker alhasil harga tanahnya pun dahulu masih murah,” bebernya. (Ly Tnb)
Terbukti, ketelatenannya yang gigih didalam menggeluti bidang pupuk organik ini jelas terlihat dari semula sampah masyarkat yang tertumpuk dipembuangan, tempat pembuangan ahir (TPA) pemerintah kota medan,lalu kemudian di olah kembali menjadi pupuk organik dan patut untuk dicontoh kawula muda.
Diperkirakan 100 ton dalam seminggu junikson siregar melalui puluhan anak buahnya mampu mengeksekusi sampah menjadi pupuk organik.
Diluar dugaan, banyak yang menganggap remeh tentang sampah, padahal junikson siregar mengungkapkan kepada awak media dalam hitungan satu bulan saja maka 4 ratusan ton sampah masyarakat mampu terkelola menjadi bermanfaat dan menjadi pupuk organik bebernya.
Namun tidaklah seperti yang terlihat seperti sekarang ini, Nikson yang juga kesehariannya melayani di Gereja Penggerakan Kristus-Jemaat Mount Zion, Desa Gunung Tinggi, Kecamatan Pancur Batu ini mengatakan "ini tidaklah seperti yang dilihat seperti sekarang ini,hasilnya sudah berjalan dengan mulus namun banyak rintangan yang di tempuh demi mewujudkan impian itu" tegasnya.
Bahwa alam bisa dimanfaatkan menjadi sumber berkat dan ramah lingkungan, dan terbukti produksi nusion tani ini bahkan sudah terjual sampai kebeberapa daerah tapanuli melalui Cv nusion tani rintisannya.
Lebih lanjut siregar menceritakan kisahnya mulai tertarik dengan lingkungan sekitar yaitu diawali suatu ide briliant serta didukung seorang istri lulusan S1 dibidang pertanian, bak gayung bersambut yang awalnya ide biriliant, berubah menjadi kenyataan.
Dengan tekad yang kuat pria kelahiran huta bayu simalungun ini mampu menunjukkan keberhasilannya didalam pengelolaan pupuk organik,serta menjadi teladan agar tetap tekun berjuang, "bahwa siapapun berpeluang yang sama apabila mampu menekuni bidang yang diminati" tegasnya.
Hal-hal lain diawal memang terasa berat, untuk mencari tempat ini saja dahulu saya kewalahan, namun saya tak habis akal, saya cari lahan murah dimana dahulu kala tempat ini dikatakan warga angker dan peluang ini yang saya manfaatkan. Karena warga enggan tinggal didaerah angker alhasil harga tanahnya pun dahulu masih murah,” bebernya. (Ly Tnb)
COMMENTS