DELI SERDANG, Garuda Nusantara - Orang tua siswa kembali mengelar rapat dengan pihak Yayasan Methodis Indonesia Anthokia Pancur Batu yang dihadiri Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Deli Serdang Gambo Tarigan, Sabtu (9/5/2020).
Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Deli Serdang Gambo Tarigan menjelaskan, pihak yayasan awalnya telah memberikan keringanan Rp50.000. Akan tetapi, setelah rapat kedua pihak yayasan kembali menurunkan iuran sekolah sebanyak Rp80.000 untuk yang reguler, serta Rp160.000 untuk sekolah yang plus.
Lebih lanjut Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Deli Serdang Gambo Tarigan yang membidangi Pendidikan itu menegaskan, pihak yayasan telah menyatakan apabila ada orang tua murid yang ingin pengurangan di luar hasil rapat agar mengajukan kembali ke pihak yayasan melalui kepala sekolah masing-masing.
Diketahui pada rapat sebelumnya digelar, pihak orangtua murid mengajukan pertimbangan kebijakan pimpinan yayasan agar memberikan keringanan biaya iuran sekolah mengingat dampak Covid-19 yang sedang melanda sendi perekonomian. Untuk itu para orangtua murid meminta keringanan sebanyak 50 persen serta penghapusan uang semester mengingat anak didik mengadakan proses belajar mengajar maupun ujian dari rumah masing-masing.
Orangtua Murid yang hadir kecewa terhadap Management Yayasan Methodis Indonesia Anthokia Yang terkesan tertutup. Adapun kekecewaan para orang tua murid berlanjut dimana hasil rapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sebab, tidak adanya penghapusan iuran uang semester membuat pihak orang tua murid bertanya-tanya, kemana kegunaan uang semester itu?
Lebih lanjut pihak orangtua murid menyayangkan sikap pengurus yayasan yang tak mau terbuka perihal dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), seperti pada penggunaan Dana Bos pada umumnya dipublikasi ke masyarakat tentang perihal rincian penggunaan uang negara yang diperuntukkan untuk anak sekolah.
Sejumlah orangtua yang hadir mengikuti rapat juga kecewa tidak pernah bertemu dengan pimpinan yayasan untuk menjawab aspirasi orangtua murid. Dimana yayasan juga dituding tidak menjelaskan struktur organisasi komite sekolah di yayasan ini, sehingga tidak ada yang memantau kemana pergerakan Dana bos itu. "Sebab, uang pemerintah itu bukan untuk pendiri yayasan namun untuk siswa/siswi," beber sejumlah orangtua murid.
Orangtua murid makin meradang ketika pihak yayasan menyampaikan jika mengambil suatu keputusan tidak memerlukan masukan para orangtua murid. "Ini jelas melukai hati kami para orangtualah bang, jelas-jelas sekolah ini sosial namun nyatanya kami tidak dianggap, sama saja ini sekolah model pemimpin otoriter," tegasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak Yayasan Methodis Indonesia Anthokia belum berhasil dikonfirmasi perihal kekecewaan sejumlah orangtua murid tersebut. (Ly Tnb)
Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Deli Serdang Gambo Tarigan menjelaskan, pihak yayasan awalnya telah memberikan keringanan Rp50.000. Akan tetapi, setelah rapat kedua pihak yayasan kembali menurunkan iuran sekolah sebanyak Rp80.000 untuk yang reguler, serta Rp160.000 untuk sekolah yang plus.
Lebih lanjut Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Deli Serdang Gambo Tarigan yang membidangi Pendidikan itu menegaskan, pihak yayasan telah menyatakan apabila ada orang tua murid yang ingin pengurangan di luar hasil rapat agar mengajukan kembali ke pihak yayasan melalui kepala sekolah masing-masing.
Diketahui pada rapat sebelumnya digelar, pihak orangtua murid mengajukan pertimbangan kebijakan pimpinan yayasan agar memberikan keringanan biaya iuran sekolah mengingat dampak Covid-19 yang sedang melanda sendi perekonomian. Untuk itu para orangtua murid meminta keringanan sebanyak 50 persen serta penghapusan uang semester mengingat anak didik mengadakan proses belajar mengajar maupun ujian dari rumah masing-masing.
Orangtua Murid yang hadir kecewa terhadap Management Yayasan Methodis Indonesia Anthokia Yang terkesan tertutup. Adapun kekecewaan para orang tua murid berlanjut dimana hasil rapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sebab, tidak adanya penghapusan iuran uang semester membuat pihak orang tua murid bertanya-tanya, kemana kegunaan uang semester itu?
Lebih lanjut pihak orangtua murid menyayangkan sikap pengurus yayasan yang tak mau terbuka perihal dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), seperti pada penggunaan Dana Bos pada umumnya dipublikasi ke masyarakat tentang perihal rincian penggunaan uang negara yang diperuntukkan untuk anak sekolah.
Sejumlah orangtua yang hadir mengikuti rapat juga kecewa tidak pernah bertemu dengan pimpinan yayasan untuk menjawab aspirasi orangtua murid. Dimana yayasan juga dituding tidak menjelaskan struktur organisasi komite sekolah di yayasan ini, sehingga tidak ada yang memantau kemana pergerakan Dana bos itu. "Sebab, uang pemerintah itu bukan untuk pendiri yayasan namun untuk siswa/siswi," beber sejumlah orangtua murid.
Orangtua murid makin meradang ketika pihak yayasan menyampaikan jika mengambil suatu keputusan tidak memerlukan masukan para orangtua murid. "Ini jelas melukai hati kami para orangtualah bang, jelas-jelas sekolah ini sosial namun nyatanya kami tidak dianggap, sama saja ini sekolah model pemimpin otoriter," tegasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak Yayasan Methodis Indonesia Anthokia belum berhasil dikonfirmasi perihal kekecewaan sejumlah orangtua murid tersebut. (Ly Tnb)
COMMENTS