LANGKAT, Garuda Nusantara - Ratusan ibu rumah tangga (IRT) atau yang santer disebut emak-emak milenial kembali membuat heboh jagat maya.
Sejumlah warga yang tergabung dalam aksi emak-emak ini melakukan aksi protes dan menggeruduk kantor desa sembari menuntut pihak Kantor Desa Paya Rengas, Kecamatan Hinai Langkat, Sumatera Utara agar transparan dalam membagikan bantuan langsung tunai (BLT) dari anggaran dana desa (ADD), Jumat (22/5/2020).
Pada video yang beredar sejumlah warga mempertanyakan bantuan yang telah disalurkan Desa Paya Rengas yang berjumlah sebanyak 11 KK penerima BLT itu.
"Kenapa warga hanya dapat 11 KK saja, sementara dana desa ada Rp800 juta, kalau Rp800 juta dikalikan 25 persen berarti Rp200 juta betul kan ibu-ibu?” ujar koordinator kelompok aksi yang belakangan diketahui bernama Nasbah Mufida ini dengan nada tegas.
Tampak Kepala Desa Paya Rengas yang belakangan diketahui bernama Sartiman tidak dapat menjawab langsung, namun dijawab oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Sontak saja, emak-emak kembali protes. “Bapak disini sebagai apa,” ujar Koordinator.
"Kalau BPD juga tidak pro rakyat, maka kami sarankan copot,” ujarnya tegas, lalu disambut riuh suara dari kerumunan emak-emak itu.
Sampai berita ini ditayangkan, awak media belum dapat menghubungi langsung Perangkat Desa Paya Rengas guna memperjelas duduk permasalahan yang ada, sehingga membuat sejumlah emak-emak melakukan protes keras terhadap pembagian BLT di desa ini. (Ly Tnb)
Sejumlah warga yang tergabung dalam aksi emak-emak ini melakukan aksi protes dan menggeruduk kantor desa sembari menuntut pihak Kantor Desa Paya Rengas, Kecamatan Hinai Langkat, Sumatera Utara agar transparan dalam membagikan bantuan langsung tunai (BLT) dari anggaran dana desa (ADD), Jumat (22/5/2020).
Pada video yang beredar sejumlah warga mempertanyakan bantuan yang telah disalurkan Desa Paya Rengas yang berjumlah sebanyak 11 KK penerima BLT itu.
"Kenapa warga hanya dapat 11 KK saja, sementara dana desa ada Rp800 juta, kalau Rp800 juta dikalikan 25 persen berarti Rp200 juta betul kan ibu-ibu?” ujar koordinator kelompok aksi yang belakangan diketahui bernama Nasbah Mufida ini dengan nada tegas.
Tampak Kepala Desa Paya Rengas yang belakangan diketahui bernama Sartiman tidak dapat menjawab langsung, namun dijawab oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Sontak saja, emak-emak kembali protes. “Bapak disini sebagai apa,” ujar Koordinator.
"Kalau BPD juga tidak pro rakyat, maka kami sarankan copot,” ujarnya tegas, lalu disambut riuh suara dari kerumunan emak-emak itu.
Sampai berita ini ditayangkan, awak media belum dapat menghubungi langsung Perangkat Desa Paya Rengas guna memperjelas duduk permasalahan yang ada, sehingga membuat sejumlah emak-emak melakukan protes keras terhadap pembagian BLT di desa ini. (Ly Tnb)
COMMENTS