JAKARTA, Garuda Nusantara - PT Bank Rakyat Republik Indonesia berencana menarik utang dari luar negeri untuk membantu sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Langkah ini diambil jika perbankan tidak mendapatkan bantuan likuditas dari pemerintah.
"Makanya kemudian saya jaga-jaga kalau seandainya nanti enggak dapat bantuan likuiditas karena kita enggak memenuhi syarat untuk kayak dibantu saya bikin utang ke luar negeri," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, dalam diskusi virtual, Selasa (16/6/2020).
Menurut Sunarso, ada 13 bank sudah berkomitmen untuk memberikan pinjaman kepada Bank BRI. Tak tanggung-tanggung nilai utang yang akan ditarik adalah sebesar USD1 Miliar. "13 bank sudah komit untuk membantu BRI USD1 miliar. Kapan saja kita bisa tarik dengan suku bunga dolar 1,9%. Itu yang akan saya jadikan cadangan likuiditas," kata Sunarso.
Menurut Sunarso, likuditas ini sangat penting bagi perbankan untuk memberikan relaksasi kepada UMKM. Apalagi, saat ini bank BRI berencana untuk melakukan ekspansi pada nasabahnya dengan menyasar sektor pangan hingga pertanian.
"Menjaga pertumbuhan kredit di UMKM itu menjadi penting. Sehingga kalau kita tertekan enggak punya likuiditas apakah bisa ekspansi? Kalau enggak punya likuiditas ya enggak boleh ekspansi dari regulator. Karena ekspansi dari mana," kata Sunarso.
Menurut Sunarso, alasan perusahaan ngotot memberikan restrukturisasi kepada pelaku UMKM adalah karena sektor ini menjadi yang paling terdampak. Sementara itu, UMKM menjadi salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "UMKM di Indonesia menyerap dan mempekerjakan 92% tenaga kerja Indonesia. Jadi memberdayakan dan menjaga sustainability UMKM itu sama saja menjaga dan menyejahterakan tenaga kerja," jelasnya. (Red)
"Makanya kemudian saya jaga-jaga kalau seandainya nanti enggak dapat bantuan likuiditas karena kita enggak memenuhi syarat untuk kayak dibantu saya bikin utang ke luar negeri," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, dalam diskusi virtual, Selasa (16/6/2020).
Menurut Sunarso, ada 13 bank sudah berkomitmen untuk memberikan pinjaman kepada Bank BRI. Tak tanggung-tanggung nilai utang yang akan ditarik adalah sebesar USD1 Miliar. "13 bank sudah komit untuk membantu BRI USD1 miliar. Kapan saja kita bisa tarik dengan suku bunga dolar 1,9%. Itu yang akan saya jadikan cadangan likuiditas," kata Sunarso.
Menurut Sunarso, likuditas ini sangat penting bagi perbankan untuk memberikan relaksasi kepada UMKM. Apalagi, saat ini bank BRI berencana untuk melakukan ekspansi pada nasabahnya dengan menyasar sektor pangan hingga pertanian.
"Menjaga pertumbuhan kredit di UMKM itu menjadi penting. Sehingga kalau kita tertekan enggak punya likuiditas apakah bisa ekspansi? Kalau enggak punya likuiditas ya enggak boleh ekspansi dari regulator. Karena ekspansi dari mana," kata Sunarso.
Menurut Sunarso, alasan perusahaan ngotot memberikan restrukturisasi kepada pelaku UMKM adalah karena sektor ini menjadi yang paling terdampak. Sementara itu, UMKM menjadi salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "UMKM di Indonesia menyerap dan mempekerjakan 92% tenaga kerja Indonesia. Jadi memberdayakan dan menjaga sustainability UMKM itu sama saja menjaga dan menyejahterakan tenaga kerja," jelasnya. (Red)
COMMENTS