Dinilai Melecehkan dan Provokatif, Prof. Jusuf Henuk Diminta Hengkang dari Tapanuli Utara

TARUTUNG, garuda nusantara.id – Prof DR Junus Henuk, Guru Besar di IAKN Tarutung diminta hengkang dari Tapanuli Utara karena dinilai provokatif dan tidak beretika dalam menggunakan Media Sosial (Facebook). Permintaan itu disampaikan delegasi  Forum Solidaritas Peduli Tapanuli Utara (FORSAPTU) dalam penyampaian aspirasi di Ruang Paripurna  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Taput.

Puluhan warga masyarakat lengkap menyandang  ulos Batak yang tergabung dalam FORSABTU melakukan audensi penyampaian aspirasi di DPRD dan Kantor Bupati Tapanuli Utara, hari Jumat (28/5). Audensi itu  terkait dengan munculnya komentar Prof. DR Junuf Henuk  di Facebook yang dinilai bertolak belakang dengan budaya (Khususnya Budaya Batak) dan provokatif.

Hal senada juga disampaikan Martua Situmorang sebagai Pemerhati Pendidikan  dalam rombongan audensi tersebut . Ia meminta kepada lembaga DPRD Tapanuli Utara untuk memberi perhatian serius atas perkembangan yang muncul atas pernyataan Prof. Jusuf Henuk di Medsos.

Martua mengatakan, Sebagai  Professor  dan  guru besar  di Institut Agama Kristen  Negeri  Tarutung, Jusuf Henuk tidak pantas  menyampaikan ujaran mengandung kebencian dalam akun facebooknya, bahwa orang Tapanuli Utara terbelakang, dan menghina beberapa pribadi masyarakat Tapanuli Utara dengan menyebutnya BODOH. Oleh sebab itu, Martua mengharapkan DPRD Tapanuli Utara menyurati  lembaga terkait dengan penempatan Prof. Jusuf Henuk agar ditarik dari IAKN Tarutung.  

"Jusuf Henuk berpotensi memecah belah kebersamaan di Tapanuli Utara. Dan atas pernyataannya yang mengandung ujaran kebencian di akun facebooknya, Jusuf Henuk sudah dilaporkan ke Polres Tapanuli Utara," sebut Martua Situmorang.

Tohom Lumbantobing dari Forum Partungkoan Tarutung menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap Prof. Jusuf Henuk yang menyampaikan pernyataan provocative dan dinilai melecehkan orang (warga) Tapanuli Utara. Hal senada juga disuarakan  Alpa Simanjuntak dari PGRI, Maslan Sinaga Ketua Lembaga Adat Dalihan Natolu.

Zainal Sihombing SH sebagai Pengacara yang mengadukan Prof. Jusuf Henuk ke Polres Taput menghimbau agar DPRD Tapanuli Utara berkenan memantau perkembangan proses hukum ini. Ia mengatakan, Prof. Jusuf Henuk seypogyanya menerapkan pafsafah pendididikan Tutwurihandayani, harus sebagai teladan kepada masyarakat. Bukan menjadi sosok yang menimbulkan perpecahan. Ia berharap agar Prof. Jusuf Henuk dilaporkan kepada Kementerian Pendidikan, Ombusdmen dan kementerian lain yang terkait, karena yang bersangkutan adalah ASN. 

Rombongan Audensi FORSAPTU itu diterima Ketua DPRD Poltak Pakpahan, bersama  empat anggota lainnya masing-masing Joni Tombang Marbun (fraksi Partai Golkar), Ombun Simanjuntak, Prido Sinaga dari Fraksi PDIP dan Mangoloi Pardede  serta didampingi Sekwan Irman Hutabarat.

Ketua DPRD Poltak Pakpahan menyampaikan terima kasih kepada rombongan  FORSAPTU yang datang untuk mengingatkan anggota DPRD terkait sikap seorang Professor ASN yang dinilai tidak memahami nilai-nilai Budaya dalam menyampaikan pendapatnya di Media Sosial. Ia berjanji akan mempelajari dengan serius laporan yang disampaikan FORSAPTU dan dalam sesegera mungkin mengambil  tindakan.

"Percayalah, kami akan segera menindaklanjuti aspirasi saudara-saudara," ujar Poltak dan minta maaf karena alasan tugas keluar kota, anggota DPRD yang lain berhalangan hadir. (Jansen S/Lindung S)