JAKARTA, garudanusantara.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya mewujudkan agar para generasi muda di Indonesia menjadi pelajar Pancasila. Sebab, pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Hal itu dikemukakan Kepala Sekolah SMPN 182 Jakarta Satimin SPd sebagai saat ditemui wartawan di ruang kerjanya disela-sela Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, Senin (11/10/2021). “Kami akan memberikan Pemahaman dan Arti Pelajar Pancasila kepada peserta didik SMPN 182 Jakarta untuk bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari,” ungkap Satimin SPd.
Adapun Pelajar Pancasila yang dimaksud yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Ditambahkannya, Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
Selain itu, Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Selanjutnya, Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Kemudian, Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri.
Dalam memahaminya, Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
Selain itu, Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan yang orisinal.
Satimin SPd juga menambahkan, kegiatan di SMPN 182 Jakarta pada waktu-waktu tertentu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan diiringi musik melalui speaker dari ruangan yang bisa didengarkan ke seluruh lingkungan sekolah dan wajib yang hadir, baik siapapun memberikan penghormatan dengan berdiri sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya hingga selesai. “Hal itu bertujuan untuk menambah nilai Nasionalis yang kuat dan cinta terhadap Negara Indonesia,” tutup Satimin. (Niko Sinaga)
COMMENTS