BENGKULU, garudanusantara.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati SE MSi bersama dengan para istri gubernur di Indonesia merajut kenangan menjahit bendera merah putih di Bumi Rafflesia, Provinsi Bengkulu, dalam rangka Hari Ibu yang ke-94 tahun bertepatan Bengkulu tuan rumah dalam kesempatan itu juga mengingat sejarah jejak Ibu Negara Fatmawati Sukarno, Rabu (21/12/2022).
Kegiatan menjahit bendera merah putih yang dilakukan serentak oleh para istri gubernur 14 orang, istri wakil gubernur 3 orang, dan sekda perempuan 1 orang, 5 istri sekda di Indonesia didampingi oleh istri Gubernur Bengkulu Ibu Derta Wahyulin ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ibu ke 94 tahun 2022.
Selain itu, kegiatan menjahit bendera ini dilakukan untuk mengenang pahlawan perempuan nasional yang telah menoreh sejarah bagi kemerdekaan Republik Indonesia.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, mengatakan sebagai tuan rumah Provinsi Bengkulu berbangga karena Provinsi Bengkulu dipilih sebagai daerah yang dapat melaksanakan peringatan hari ibu ke 94 tahun 2022 di Provinsi Bengkulu. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi momentum napak tilas perjuangan ibu Fatmawati Soekarno di Bumi Rafflesia Provinsi Bengkulu.
"Kami merasa ini sebagai bentuk penghormatan tersendiri, karena pelaksanaan ini merupakan cita-cita yang telah lama dan akhirnya bisa terwujud bagi masyarakat Bengkulu. Untuk mengenang bahwa Bengkulu sebagai sejarah lahirnya Bendera Merah Putih yang pertama dikibarkan pada saat hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kami sebagai tuan rumah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya," kata Rohidin Mersyah.
Senada dengan Gubernur Bengkulu, Menteri I Gusti Ayu Bintang Darmawati, SE, MSi, juga mengutarakan maksud dan tujuan dipilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah di Hari Ibu ke 94 tahun 2022 ini karena memiliki filosifi yang mendalam. Dengan momentum ini pula sambung I Gusti, para perempuan Indonesia dapat mengenang sejarah dari pada perjuangan ibu Fatmawati Soekarno saat menjahit bendera merah putih yang saat itu dalam keadaan mengandung.
"Kita tahu bahwa menjahit bendera ini adalah sebagai bentuk semangat perempuan dalam membangun bumi ibu pertiwi, karena penjahit bendera putih lahir di Bengkulu. Sehingga ini menjadi edukasi yang bisa diberikan pada generasi penerus bangsa agar tidak melupakan sejarah yang luar biasa," tutup I Gusti Ayu. (Jlg)
COMMENTS