MEDAN, Garuda Nusantara - Sejumlah warga mendesak Dinas Pekerjaan Umum (PU) meninjau ulang perizinan yang diberikan kepada PT Fastel Sarana Indonesia yang mengganggu masyarakat berdagang di Jalan Kapten Muslim Kelurahan Seikambing ll, Medan Helvetia, Jumat (8/5/2020).
Diketahui, pengerjaan tanam jaringan utilitas kabel serat optik jaringan smartfren melalui rekanannya PT Fastel Sarana Indonesia sudah berjalan sebulan. Tampak sepanjang Jalan Kapten Muslim sampai dengan Jalan Sunggal serta Ringroad terlihat pengerjaan tanam kabel fiber optik ini.
Sejumlah warga pun protes akibat lamanya pengerjaan ini, terlebih warga berjualan di pagi hari sampai sore hari. Saat bersamaan itu pulalah pihak PT Fastel bekerja menggali lobang dan warga merasa terganggu.
Lebih lanjut, tampak di lapangan lubang menganga di bahu jalan dengan kedalaman kurang lebih satu meter.
"Tanah ini dikorek lalu ditimbun di bahu jalan, dagangan kami jadi terhalanglah. Belum lagi orang lalu lalang disini gimana kalau malam hari lubang dibiarkan begini, bisa celaka juga. Iya sangat mengganggulah," ujar salah seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan buah di tepian jalan kepada awak media.
Diketahui, daerah ini setiap hari memang ramai masyarakat berlalu lalang dikarenakan pajak tradisional Seikambing buka mulai pagi hari sampai sore hari.
Edi tarigan salah seorang pedagang buah menjelaskan, sudah sekitar dua minggu lubang ini seperti ini. "Kalau hujan, lubang ini penuh air jadi tak nampak. Was-was jugalah soalnya lubang banyak di pinggir jalan, tergenang air tak nampak bisa celakalah," katanya menjelaskan.
Terpisah, awak media mencoba mengkonfirmasi ke pengawas lapangan, Satria menjelaskan akan membenahi dan membuat rambu-rambula. "Namun lebih jelas ke pihak kantor saja, saya baru bekerja dua bulan disini," katanya.
Sampai berita ini diturunkan, PT Fastel Sarana Indonesia belum bisa memberikan keterangan terkait dengan perizinan yang dimiliki oleh perusahaan, serta poin-poin ketentuan teknis mana yang telah dilanggar dan ketentuan mana yang diikuti. Warga meminta Walikota Medan bersama Dinas PU agar mendengar keluhan masyarakat. (Ly Tnb)
Diketahui, pengerjaan tanam jaringan utilitas kabel serat optik jaringan smartfren melalui rekanannya PT Fastel Sarana Indonesia sudah berjalan sebulan. Tampak sepanjang Jalan Kapten Muslim sampai dengan Jalan Sunggal serta Ringroad terlihat pengerjaan tanam kabel fiber optik ini.
Sejumlah warga pun protes akibat lamanya pengerjaan ini, terlebih warga berjualan di pagi hari sampai sore hari. Saat bersamaan itu pulalah pihak PT Fastel bekerja menggali lobang dan warga merasa terganggu.
Lebih lanjut, tampak di lapangan lubang menganga di bahu jalan dengan kedalaman kurang lebih satu meter.
"Tanah ini dikorek lalu ditimbun di bahu jalan, dagangan kami jadi terhalanglah. Belum lagi orang lalu lalang disini gimana kalau malam hari lubang dibiarkan begini, bisa celaka juga. Iya sangat mengganggulah," ujar salah seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan buah di tepian jalan kepada awak media.
Edi tarigan salah seorang pedagang buah menjelaskan, sudah sekitar dua minggu lubang ini seperti ini. "Kalau hujan, lubang ini penuh air jadi tak nampak. Was-was jugalah soalnya lubang banyak di pinggir jalan, tergenang air tak nampak bisa celakalah," katanya menjelaskan.
Terpisah, awak media mencoba mengkonfirmasi ke pengawas lapangan, Satria menjelaskan akan membenahi dan membuat rambu-rambula. "Namun lebih jelas ke pihak kantor saja, saya baru bekerja dua bulan disini," katanya.
Sampai berita ini diturunkan, PT Fastel Sarana Indonesia belum bisa memberikan keterangan terkait dengan perizinan yang dimiliki oleh perusahaan, serta poin-poin ketentuan teknis mana yang telah dilanggar dan ketentuan mana yang diikuti. Warga meminta Walikota Medan bersama Dinas PU agar mendengar keluhan masyarakat. (Ly Tnb)
COMMENTS