BENGKULU, Garuda News Nusantara - Kepala Desa Gunung Sakti, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, tidak mengetahui tentang harga satuan barang yang sudah dibelanjakan dan toko tempat belanja.
“Masalah satuan harga saya lupa. Yang lebih mengetahui adalah Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan Kepala Seksi (Kasi) yang membidangi. Saya panggil dulu TPK, saya keluarlah kata Sekdes Haryanto SE, beliau menyampaikan ke Kepala Desa TPK-nya lagi sibuk belum bisa memberikan keterangan,” ujar Kepala Desa.
“Kepala Desa panggil dulu sebentar dikarenakan wartawan dari media Garuda News Nusantara (GNN) minta keterangan sebentar tentang harga pembelanjaan satuan barang yang di antaranya salah satu ember, keran dan sabun,” jelas staf Kepala Desa.
Tidak lama kemudian keluarlah salah seorang staf dari dalam ruangan, beliau kaget saat melihat sorotan kamera wartawan Garuda News Nusantara. Beliau sempat berkata saya tidak mau disorot kamera wartawan dan tidak mau memberikan keterangan karena ada kamera, katanya sembari beliau masuk ke dalam ruangan kembali.
Wartawan GNN bertanya kepada Kepala Desa berserta Sekdes, siapa ibu yang kaget tadi," kepala desa menjawab beliaulah TPK di desa kami (Desa Gunung Sakti-red) dipanggil namanya ibu Sum. Kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan Dana Desa (DD) karena diduga ada penyimpangan dana di Desa Gunung Sakti.
Tampaknya di Desa Gunung Sakti diduga tidak transparan tentang penggunaan dana desa, khususnya dalam pembelanjaan/pengunaan dana bencana nasional yaitu Covid-19 senilai Rp100 juta tidak jelas atas pemberitaan media Garuda News Nusantara (GNN). Seharusnya Kepala Desa menjelaskan secara rinci di papan pengumuman desa, supaya masyarakat mengerahui penggunaan dana-dana desa baik itu bantuan pemerintah pusat seperti DD maupun Anggaran Dana Desa dari APBD Kab. Bengkulu Selatan.
Berbagai lapisan masyarakat mengharapkan agar segera ditindaklanjuti Camat Manna penggunaan dana atau pembelanjaan yang disebut dana Covid-19 tersebut, bahkan Kapolres, Kejari Bengkulu, terutama Bupati Gusnan Mulyadi di Bengkulu Selatan supaya menyikapi permasalahan tersebut. Atas kerjasamanya dengan media GNN diucapkan terimah kasih. (Suherman)
“Masalah satuan harga saya lupa. Yang lebih mengetahui adalah Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan Kepala Seksi (Kasi) yang membidangi. Saya panggil dulu TPK, saya keluarlah kata Sekdes Haryanto SE, beliau menyampaikan ke Kepala Desa TPK-nya lagi sibuk belum bisa memberikan keterangan,” ujar Kepala Desa.
“Kepala Desa panggil dulu sebentar dikarenakan wartawan dari media Garuda News Nusantara (GNN) minta keterangan sebentar tentang harga pembelanjaan satuan barang yang di antaranya salah satu ember, keran dan sabun,” jelas staf Kepala Desa.
Tidak lama kemudian keluarlah salah seorang staf dari dalam ruangan, beliau kaget saat melihat sorotan kamera wartawan Garuda News Nusantara. Beliau sempat berkata saya tidak mau disorot kamera wartawan dan tidak mau memberikan keterangan karena ada kamera, katanya sembari beliau masuk ke dalam ruangan kembali.

Tampaknya di Desa Gunung Sakti diduga tidak transparan tentang penggunaan dana desa, khususnya dalam pembelanjaan/pengunaan dana bencana nasional yaitu Covid-19 senilai Rp100 juta tidak jelas atas pemberitaan media Garuda News Nusantara (GNN). Seharusnya Kepala Desa menjelaskan secara rinci di papan pengumuman desa, supaya masyarakat mengerahui penggunaan dana-dana desa baik itu bantuan pemerintah pusat seperti DD maupun Anggaran Dana Desa dari APBD Kab. Bengkulu Selatan.
Berbagai lapisan masyarakat mengharapkan agar segera ditindaklanjuti Camat Manna penggunaan dana atau pembelanjaan yang disebut dana Covid-19 tersebut, bahkan Kapolres, Kejari Bengkulu, terutama Bupati Gusnan Mulyadi di Bengkulu Selatan supaya menyikapi permasalahan tersebut. Atas kerjasamanya dengan media GNN diucapkan terimah kasih. (Suherman)
COMMENTS