JAKARTA, Garuda Nusantara - Apabila kita melihat sejarah Tanah Abang, dimana saat itu kondisi pemuda dalam tekanan yang sangat besar. Namun dengan penuh semangat memberikan apa yang bisa diberikan dan mengerjakan apa yang bisa dilaksanakan. Semangat ini yang perlu kita teladani dan jadikan sebagai inspirasi bagi kita sampai kini. Demikiam dikemukakan Aping kepada wartawan, Sabtu (25/7/2020).
"Pada masa kini bagaimana pemuda di Tanah Abang tetap bersemangat membangun dan bisa memberikan kontribusi bagi wilayah. Kita pemuda Tanah Abang yang hidup di era modern saat ini kalau bukan kita siapa lagi, menjaga lingkungan dan meneruskan cita-cita para pendahulu kita,” harapnya.
Aping menambahkan, perlu saya tekankan di sini mengapa saya menggunakan kata ‘baik’ dan ‘buruk’. Kata ‘baik’ yang saya gunakan merujuk kepada sesuatu yang benar, bermoralitas tinggi dan berakhlak mulia, sejalan dengan norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat Tanah Abang. Sedangkan kata ‘buruk’, saya terjemahkan sebagai sesuatu yang tidak terpuji, terkutuk, melanggar norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat.
Sementara berdasarkan hasil dari musyawarah para tokoh, ahli waris dan mengacu kepada HPL (Hak Pemakaian Lahan) merumuskan, wilayah Jembatan Tinggi Insya Allah menjadi pasar Senin Kemis. Sedangkan untuk cara berdagangnya sendiri menggunakan kendaraan bukan di kios atau ruko, jadi tidak permanen. “Mudah-mudahan berdampak positif bagi lingkungan, potensi energi pemuda dan pembangunan bangsa Negara,” tegasnya.
“Pro dan kontra dalam setiap pembangunan selalu ada, bahkan rentetan pertanyaan yang selalu berdengung pedas di telinga, kami sikapi dengan bijak,” ungkapnya mengakiri. (Jon)
"Pada masa kini bagaimana pemuda di Tanah Abang tetap bersemangat membangun dan bisa memberikan kontribusi bagi wilayah. Kita pemuda Tanah Abang yang hidup di era modern saat ini kalau bukan kita siapa lagi, menjaga lingkungan dan meneruskan cita-cita para pendahulu kita,” harapnya.
Aping menambahkan, perlu saya tekankan di sini mengapa saya menggunakan kata ‘baik’ dan ‘buruk’. Kata ‘baik’ yang saya gunakan merujuk kepada sesuatu yang benar, bermoralitas tinggi dan berakhlak mulia, sejalan dengan norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat Tanah Abang. Sedangkan kata ‘buruk’, saya terjemahkan sebagai sesuatu yang tidak terpuji, terkutuk, melanggar norma, nilai, dan kebiasaan masyarakat.
Sementara berdasarkan hasil dari musyawarah para tokoh, ahli waris dan mengacu kepada HPL (Hak Pemakaian Lahan) merumuskan, wilayah Jembatan Tinggi Insya Allah menjadi pasar Senin Kemis. Sedangkan untuk cara berdagangnya sendiri menggunakan kendaraan bukan di kios atau ruko, jadi tidak permanen. “Mudah-mudahan berdampak positif bagi lingkungan, potensi energi pemuda dan pembangunan bangsa Negara,” tegasnya.
“Pro dan kontra dalam setiap pembangunan selalu ada, bahkan rentetan pertanyaan yang selalu berdengung pedas di telinga, kami sikapi dengan bijak,” ungkapnya mengakiri. (Jon)
COMMENTS