MEDAN, Garuda Nusantara - Miris, 74 Tahun sudah berlalu para pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini berjibaku dalam merebut kembali Ibu pertiwi kepangkuan dari tangan para penjajah, Berkat Jasa-Jasa Pahlawan,serta dibayar mahal dengan pertumpahan darah, dan dengan nyawa.
Sekilas tentang sejarah salah satu Pahlawan Nasional, Pejuang yang ditakuti penjajah Belanda kala itu lahir dari tanah batak yaitu Sisimangaraja ke Xll, Sejarah mencatat Ia lahir Dibakkara pada tanggal 18 Februari 1845 dan wafat Disibulbulon kecamatan parlilitan kabupaten humbahas pada tanggal 17 juni 1907 dan Tutup usia pada umur 62 tahun serta dimakamkan di Sibulbulon Desa Sibulbulon kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Provinsi Sumatera Utara.
Akan tetapi hingga kini Makam Pahlawan itu memprihatinkan, seolah tak terawat dan terabaikan, Tampak jalan menuju makam Pahlawan Sisimangaraja Xll ini pun rusak parah, Serta warna cat Tugunya pun kian hari, kian pudar tanpa adanya perawatan-perawatan yang berarti.
"Akankah sejarah ini terlupakan, mengingat Peran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbang hasundutan (Humbahas) yang sangat minim, ibarat Rumah tua yang telah usang menunggu waktunya tiba roboh akibat tiang penyangga yang telah lapuk? ungkap pengamat sekaligus tokoh Masyarakat itu Diman Nahampun (70) warga Desa Sibulbulon Pearaja Kecamatan Parlilitan, Kamis (23/7/2020).
Tidak sampai disitu Diman Nahampun juga mengkritik Pemerintah Si empunya kebijakan itu, Yang dianggapnya setengah hati menjadikan Makam Pahlawan Sisimangaraja ke Xll di Desa Sibulbulon Kecamatan Parlilitan sebagai destination wisata kata dia.
Diman Nahampun mengisahkan kala itu dimana Dinas Parawisata menggalakkan cerita Wisata itu, Di usia yang sudah Tua renta dengan semangat Ia menghibahkan tanah yang ia miliki seluas 20x30 meter persegi untuk dijadikan Tempat ibadah Tuturnya.
"Dahulu kala Dinas parawisata datang ingin menggalakkan Parawisata dikampung ini, sekaligus menaikkan taraf perekonomian Masyarakat sini, Akan tetapi sampai sekarang janji hanya tinggal janji cetusnya"
Ditempat terpisah Kepala Dinas Kebudayaan
dan Parawisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Utara Ria Novida Telambanua
melalui salah satu staf kepegawaiannya Maria menyebutkan agar disampaikan
secara tertulis saja,Jumat (27/07/2020) namun hingga berita ini di tayangkan
dinas kebudayaan dan parawisata memilih bungkam dan membisu tidak ada jawaban
yang berarti setelah dipertanyakan lewat pesan whatsapnya, kemana dan siapa
yang bertanggung jawab terhadap makam pahlawan nasional itu? Apakah tidak ada
lagi anggaran untuk makam pahlawan, ungkap sejumlah pihak penuh tanya.
Diharapkan warga agar pemerintah peduli dengan sejarah, Jangan ditinggal begitu saja, Tolong diperhatikan jalannya saja sudah tak layak ini kritik warga mengakhiri. (Ly Tnb)
COMMENTS