MUKOMUKO, garudanusantara.id - Kabupaten Mukomuko yang terletak di bagian paling utara dari Provinsi Bengkulu yang masih terbilang belia ini terus berinovasi dan berkarya di segala bidang sehingga nama Kabupaten Mukomuko semakin dikenal di seluruh pelosok negeri.
Mukomuko yang terus berkembang pesat dengan adanya perkebunan kelapa sawit yang sangat meningkatkan perekonomian masyarakat di kabupaten ini, tak heran kalau di bilang orang Mukomuko kalau sedang bepergian ke arah Sumatera Barat maupun ke Kota Bengkulu akan diperlakukan spesial.
Tidak tahu kenapa mungkin karena saking terkenalnya Mukomuko sebagai penghasil kelapa sawit terbanyak di Provinsi Bengkulu. Terbukti dari sekian banyak pabrik kelapa sawit yang ada di Provinsi Bengkulu, hampir 60 persen keberadaannya di Kabupaten Mukomuko sehingga bisa dikatakan perputaran dan transaksi keuanganpun meningkat. Yang mana dengan cepat menggerakkan perekonomian masyarakat Mukomuko.
Satu lagi, Kabupaten Mukomuko mencatatkan rekor terbaik di negeri ini dimana setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengumumkan peraih penghargaan Maestro Nasional dengan kategori Maestro kesenian Tradisional se-Indonesia yang bertempat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Rabu (21/10/2020).Penghargaan Maestro Kesenian Tradisional ini berjumlah pengusul 130 Maestro se-Indonesia yang dipilih hanya berjumlah 5 orang Maestro Se-Indonesia.
Dari 5 Maestro yang terpilih salah satunya berasal dari Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu yakni atas nama Maknuyah. Beliau salah satu pelatih Tari gandai di Sanggar Sirih Serumpun Desa Dusun Baru V Koto, Kecamatan Air Dikit.
Maestro yang terpilih ini akan menerima Pin Emas dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Sertifikat dan Uang Pensiunan. Dimana Penyerahan anugerahan ini dilaksanakan di Jakarta bertempat di Hotel Aston Grogol Tanggal 14 November 2020.Penghargaan yang didapat Maknuyah sangat membanggakan masyarakat Mukomuko. Sebagai orang Mukomuko tentu nama Mukomuko semakin dikenal banyak orang. Pada perayaan HPN (Hari Pers Nasional) Provinsi Bengkulu yang diadakan di Mukomuko 14 Maret 2019 lalu, Kabupaten Mukomuko juga sukses mencatatkan Tari Gandai di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pencatatan Rekor MURI ini kategori penari terbanyak. Sebanyak 1.435 penari Gandai tampil dalam kegiatan ini. Jumlah ini jauh melampaui target yakni 1.000 orang.
Sebagai informasi, Tari gandai merupakan sebuah tari tradisi yang ada di Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Tari ini berasal dari cerita rakyat Malin Deman dan Puti Bungsu, Malin Deman merupakan manusia bumi dan Puti Bungsu merupakan manusia langit. Tari ini awalnya ditarian untuk menghibur Puti Bungsu yang berpisah dengan Malin Deman. Tarian khas orang Mukomuko dan Pekal ini dinamakan Gando karena tari ini dimainkan secara ganda atau berpasangan.
Masyarakat Mukomuko juga memiliki aneka kesenian yang telah tumbuh sejak dahulu dan masih eksis samapi sekarang, antara lain tari debus, tari gandai, tari gamat, pencak, silat, dan lukah gilo. Salah satunya yang sangat menonjol yaitu Tari Gandai selalu ditampilkan pada pesta perkawinan dan pada acara kenegaraan seperti penyambutan tamu penting yang datang ke Mukomuko.
Tari Gandai tergolong tari tradisional yang diwarisi turun temurun dan telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Mukomuko. Pertunjukan tari gandai dalam upacara perkawinan biasanya dilaksanakan pada malam hari menjadi tempat berkumpul dengan semua keluarga, tetangga, teman-teman sejawat dan lainnya, dan biasa disebut dengan malam bagandai. Tradisi ini bisa dikatakan sebagai pelengkap upacara adat perkawinan dan masyarakat Mukomuko biasanya akan sangat menunggu pertunjkan tari gandai ini.
Tari Gandai ini pada dasarnya tidak saja terdapat pada masyarakat Mukomuko, melainkan juga terdapat dalam kehidupan masyarakat Pekal (Bengkulu Utara), dan Minangkabau (Sumatera Barat). (Soith)
COMMENTS