DELISERDANG, garudanusantara.id - Muspika Kutalimbaru bersama Kades Suka Makmur mengadakan rapat mengenai perihal konflik antar warga. Bertempat di Dusun l Desa Kuta Limbaru, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deliserdang, Selasa (13/10/2020).
Hasil keputusan rapat bersama sejumlah masyarakat yang tergabung dalam kelompok Tani Sada Olah Reboisasi sepakat untuk mendesak pihak Dinas kehutanan Sumatera Utara, untuk mempertegas status tanah negara yang dikelola warga tersebut.
Rapat Muspika yang turut dihadiri Sekcam Kuta Limbaru Yudhi Aditya Sita SStp, Kapolsek Kutalimbaru AKP Henri Surbakti SH, Babinsa Suka Makmur Sertu Poniman, Kades Suka Makmur Marhen Tarigan, Kasi Trantib Kutalimbaru Sopian Tarigan SH serta Staf Trantib Bahtiar Ginting.
Lahan hutan lindung yang menjadi konflik antara Kelompok Tani Sada Olah Reboisasi dengan pihak PT IRA yang dikuasakan kepada Martin Luter Cs tersebut, sudah memakan korban dan terjadi pertumpahan darah. “Warga berharap agar masalah tersebut tidak berlarut-larut dan seyogianya pihak Dinas Kehutanan Provinsi Sumut cepat tanggap atas konflik ini,” ungkap warga.
Setelah sebelumnya diberitakan pada media ini, saling klaim kepemilikan tanah Negara, lahan Hutan lindung yang berada di dusun 10 tanduk benua, Desa Suka Makmur, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara, bentrok dan memakan korban.
Dikatakan warga, bentrok pertumpahan darah tersebut kembali terjadi setelah sebelumnya, kerap bersiteru antara pengelola lahan hutan lindung, kelompok Tani Sada Ola Reboisasi dengan pihak yang disebut-sebut dengan pihak PT IRA, yang di kuasakan kepada Martin Luter Cs. Yang mana kedua belah pihak saling mengklaim tanah negara tersebut.
Hingga akhirnya bentrokan tak terbendung dan kembali terjadi lagi. Dinyatakan warga anggota kelompok tani atas nama Rusli Surbakti (50) dinyatakan kritis dan dirawat di UGD RS Hj Adam Malik Medan, Jumat (9/10/2020) sekira pukul 16:00 WIB.
Lahan hutan lindung milik Negara yang sebelumnya dikelola kelompok Tani Sada Ola Reboisasi yang beranggotakan 100 kepala keluarga tersebut didatangi sekelompok orang tak dikenal (OTK).
Berjumlah 15 orang datang menghampiri para petani ke atas gunung hingga bentrok pun tak terhindarkan, salah satu anggota kelompok tani kena sabetan senjata Golok/klewang dan mengenai wajah Rusli Surbakti, akibatnya ia tersungkur dan bersimbah darah. (Ley Tinambunan)
COMMENTS