MEDAN, Garuda Nusantara - Dampak mewabahnya virus corona (Covid-19) kini telah dirasakan masyarakat dunia pendidikan. Hal ini di ungkapkan belasan orangtua siswa/siswi di salah satu Yayasan Methodis Indonesia Antiokhia, yang beralamat di JL letjend Jamin Ginting No. 36 Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa 14/April/2020.
Tidak adanya keringanan untuk biaya sekolah di Yayasan ini, membuat sejumlah masyarakat atau orangtua siswa kian meradang, mengingat perekonomian sekarang ini kian terpuruk. Penghasilan jauh dari kata cukup dari sebelumnya. Akibat wabah Virus Corona. Dimana Pemerintah menginstruksikan supaya masyarakat menghentikan aktifitas sehari-hari dan berdiam diri di rumah. Karenaya nol sama sekali penghasilan masyarakat.
Diungkapkan sejumlah orangtua siswa di Yayasan Methodis Indonesia Antiokhia, tidak ada perubahan dari hari sebelumnya. Hanya ada potongan lima puluh ribu saja, kami tetap seperti biasanya, uang sekolah perbulannya yang biasanya kami bayarkan.
Untuk sekolah reguler, sekolah dasar (SD). Untuk Iuran bulanan sebesar Rp 500 ribu/siswa/bulan. Dan untuk sekolah menengah pertama (SMP) dipungut sebesar Rp 480 ribu/siswa/bulan, untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Iurannya sebesar Rp 500 ribu/siswa/bulan. Hal ini sangat memberatkan masyarakat/orangtua siswa/i di tengah wabah virus corona sekarang ini, ujarnya lagi.
Untuk kita ketahui bersama bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Diprediksi, hampir 300 juta siswa terganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)-nya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Perlu perhatian extra Pemerintah Pusat dan Daerah, untuk menyikapi kondisi yang dialami masyarakat saat ini.
Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah telah berjibaku untuk menalangi beban masyarakat yang terdampak virus corona (covid-19) ini dan beberapa waktu lalu pemerintah pusat telah menetapkan wabah virus corona (covid-19 ) menjadi bencana nasional.
Terlihat dibeberapa daerah melalui pemerintah daerah menyalurkan bantuan sembako dan bantuan berupa bantuan langsung tunai (BLT) yang dapat dirasakan masyarakat pada umumnya.
Namun, berbeda dengan Yayasan Metodhis Indonesia Antiokhia dalam menyikapi bencana covid-19 saat ini, beban biaya sekolah yang dipikul orangtua wali murid saat ini tetaplah berjalan sebagaimana biasanya, iuran uang sekolah tetap harus dipenuhi setiap bulannya.
Ketika wartawan garuda nusantara mengkonfirmasi masalah ini melalui salah seorang calon kepala sekolah yang aktif mengajar di Yayasan ini, Rabu 15/April 2020, dan mengatakan, saya tidak berwenang memberikan keterangan Pers tentang itu, langsung saja ke pimpinan, ujarnya. dan ketika Garuda Nusantara mengkonfirmasikan langsung ke pimpinan Yayasan Metodhis Antiokhia, Stephanus Wong dan mengatakan, belum bisa diajak berdialog sorry.. sorry.. katanya angkuh, dan buru buru mematikan teleponnya. Diminta kepada stakeholder Sumut cq Dinas Pendidikan Sumatera Utara, untuk mengambil sikap atas keterpurukan masyarakat akibat Covid-19 dan memberi teguran kepada Yayasan Metodhis Indonesia Antiokhia untuk membeeikan keringan kepada masyarakat khususnya orangtua siswa di sekolah itu. (Redaksi)
Tidak adanya keringanan untuk biaya sekolah di Yayasan ini, membuat sejumlah masyarakat atau orangtua siswa kian meradang, mengingat perekonomian sekarang ini kian terpuruk. Penghasilan jauh dari kata cukup dari sebelumnya. Akibat wabah Virus Corona. Dimana Pemerintah menginstruksikan supaya masyarakat menghentikan aktifitas sehari-hari dan berdiam diri di rumah. Karenaya nol sama sekali penghasilan masyarakat.
Diungkapkan sejumlah orangtua siswa di Yayasan Methodis Indonesia Antiokhia, tidak ada perubahan dari hari sebelumnya. Hanya ada potongan lima puluh ribu saja, kami tetap seperti biasanya, uang sekolah perbulannya yang biasanya kami bayarkan.
Untuk sekolah reguler, sekolah dasar (SD). Untuk Iuran bulanan sebesar Rp 500 ribu/siswa/bulan. Dan untuk sekolah menengah pertama (SMP) dipungut sebesar Rp 480 ribu/siswa/bulan, untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Iurannya sebesar Rp 500 ribu/siswa/bulan. Hal ini sangat memberatkan masyarakat/orangtua siswa/i di tengah wabah virus corona sekarang ini, ujarnya lagi.
Untuk kita ketahui bersama bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Diprediksi, hampir 300 juta siswa terganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)-nya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Perlu perhatian extra Pemerintah Pusat dan Daerah, untuk menyikapi kondisi yang dialami masyarakat saat ini.
Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah telah berjibaku untuk menalangi beban masyarakat yang terdampak virus corona (covid-19) ini dan beberapa waktu lalu pemerintah pusat telah menetapkan wabah virus corona (covid-19 ) menjadi bencana nasional.
Terlihat dibeberapa daerah melalui pemerintah daerah menyalurkan bantuan sembako dan bantuan berupa bantuan langsung tunai (BLT) yang dapat dirasakan masyarakat pada umumnya.
Namun, berbeda dengan Yayasan Metodhis Indonesia Antiokhia dalam menyikapi bencana covid-19 saat ini, beban biaya sekolah yang dipikul orangtua wali murid saat ini tetaplah berjalan sebagaimana biasanya, iuran uang sekolah tetap harus dipenuhi setiap bulannya.
Ketika wartawan garuda nusantara mengkonfirmasi masalah ini melalui salah seorang calon kepala sekolah yang aktif mengajar di Yayasan ini, Rabu 15/April 2020, dan mengatakan, saya tidak berwenang memberikan keterangan Pers tentang itu, langsung saja ke pimpinan, ujarnya. dan ketika Garuda Nusantara mengkonfirmasikan langsung ke pimpinan Yayasan Metodhis Antiokhia, Stephanus Wong dan mengatakan, belum bisa diajak berdialog sorry.. sorry.. katanya angkuh, dan buru buru mematikan teleponnya. Diminta kepada stakeholder Sumut cq Dinas Pendidikan Sumatera Utara, untuk mengambil sikap atas keterpurukan masyarakat akibat Covid-19 dan memberi teguran kepada Yayasan Metodhis Indonesia Antiokhia untuk membeeikan keringan kepada masyarakat khususnya orangtua siswa di sekolah itu. (Redaksi)
COMMENTS