DELISERDANG, Garuda Nusantara - Sakit sudah menahun, dua janda tua renta tinggal dirumah kontrakan memprihatinkan. Di usia enam puluh tahun, warga Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara meratapi nasib di musim Pandemi Covid-19, Selasa (28/4/2020).
Janda usia senja, Siti Jaenap bertahun-tahun menggantungkan nasibnya dengan uluran tangan tetangganya. Dalam kondisi sakit-sakitan hanya bisa pasrah menerima keadaan. Ditambah lagi suami kedua ibu ini sudah meninggal lima tahun yang lalu.
"Iya pak, saya tidak bisa lagi bekerja untuk membutuhi kehidupan saya, kaki saya sudah sakit sejak tiga tahun yang lalu, kami hanya tinggal berdua dengan adik saya, namun adik saya pun kondisinya seperti ini pikirannya sudah linglung akibat pernah stroke, dan tak bisa juga bekerja. Suami saya sudah meninggal lima tahun yang lalu, kami tidak ada keturunan anak untuk mengurus kami, suami saya meninggal lima tahun yang lalu, suami adik saya meninggal tiga tahun yang lalu sambil menunjukan foto kenangan suaminya dan menyeka air mata," jelasnya.
Lebih lanjut Siti Jaenap menjelaskan, bantuan yang ia terima selama musim Pandemi Covid-19 ini berlangsung hanya diterimanya 5 kilo gram beras dan satu papan telur. Dan hari-hari sebelumnya belum pernah dibantu pemerintah.
Terpisah, ketika team Garuda Nusantara menyambangi Kantor Desa Paya Geli untuk dimintai keterangan terkait dengan keluhan warganya, namun sang Kades Jumana tak berada di kantor. Melalui Bendahara Hardi memberikan keterangan bahwa bantuan sembako yang diterima dari Kabupaten Deliserdang hanya 109 kuota dan dibagi 7 dusun. "Untuk Dana bantuan tunai (BLT) sendiri belum ada dibagikan dikarenakan memang belum ada diterima perangkat desa," ujarnya.
Lebih lanjut, perihal dana desa (DD) Hardi menjelaskan, meskipun dana desa telah ada di kas desa, apabila Peraturan Bupati (Perbub) belum ada berupa surat yang mengatur, perangkat Desa Paya Geli tak berani membagikan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan terkhusus masyarakat yang terdampak Covid-19. "Iya apabila dana desa ada sebelum ada perbubnya gak bisa. Kami bergantung pada perbub, apabila perbub belum keluar kami tak akan menggunakan dana desa itu," katanya.
Bertolak belakang dengan harapan masyarakat yang menginginkan bantuan datang sesegera mungkin, dikarenakan mata pencaharian warga benar-benar terganggu di masa musim Pandemi Covid-19 saat ini.
Diungkapkan oleh sejumlah ibu rumah tangga (IRT) perlu adanya perhatian serius dari Pemkab Deliserdang untuk menyikapi polemik yang ada di tengah-tengah warga saat ini. Warga sangat membutuhkan sandang pangan untuk menyambung hidup, buat team khusus tinjau ke lapangan apakah bantuan sudah tepat sasaran atau hanya menambah kecemburuan sosial diantara masyarakat. "Apa gunanya disemproti pemukiman itu kalau perut juga gak dikasih makan," ujar salah seorang IRT dari kerumunan. (Ly Tnb)
Janda usia senja, Siti Jaenap bertahun-tahun menggantungkan nasibnya dengan uluran tangan tetangganya. Dalam kondisi sakit-sakitan hanya bisa pasrah menerima keadaan. Ditambah lagi suami kedua ibu ini sudah meninggal lima tahun yang lalu.
"Iya pak, saya tidak bisa lagi bekerja untuk membutuhi kehidupan saya, kaki saya sudah sakit sejak tiga tahun yang lalu, kami hanya tinggal berdua dengan adik saya, namun adik saya pun kondisinya seperti ini pikirannya sudah linglung akibat pernah stroke, dan tak bisa juga bekerja. Suami saya sudah meninggal lima tahun yang lalu, kami tidak ada keturunan anak untuk mengurus kami, suami saya meninggal lima tahun yang lalu, suami adik saya meninggal tiga tahun yang lalu sambil menunjukan foto kenangan suaminya dan menyeka air mata," jelasnya.
Lebih lanjut Siti Jaenap menjelaskan, bantuan yang ia terima selama musim Pandemi Covid-19 ini berlangsung hanya diterimanya 5 kilo gram beras dan satu papan telur. Dan hari-hari sebelumnya belum pernah dibantu pemerintah.
Terpisah, ketika team Garuda Nusantara menyambangi Kantor Desa Paya Geli untuk dimintai keterangan terkait dengan keluhan warganya, namun sang Kades Jumana tak berada di kantor. Melalui Bendahara Hardi memberikan keterangan bahwa bantuan sembako yang diterima dari Kabupaten Deliserdang hanya 109 kuota dan dibagi 7 dusun. "Untuk Dana bantuan tunai (BLT) sendiri belum ada dibagikan dikarenakan memang belum ada diterima perangkat desa," ujarnya.
Lebih lanjut, perihal dana desa (DD) Hardi menjelaskan, meskipun dana desa telah ada di kas desa, apabila Peraturan Bupati (Perbub) belum ada berupa surat yang mengatur, perangkat Desa Paya Geli tak berani membagikan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan terkhusus masyarakat yang terdampak Covid-19. "Iya apabila dana desa ada sebelum ada perbubnya gak bisa. Kami bergantung pada perbub, apabila perbub belum keluar kami tak akan menggunakan dana desa itu," katanya.
Bertolak belakang dengan harapan masyarakat yang menginginkan bantuan datang sesegera mungkin, dikarenakan mata pencaharian warga benar-benar terganggu di masa musim Pandemi Covid-19 saat ini.
Diungkapkan oleh sejumlah ibu rumah tangga (IRT) perlu adanya perhatian serius dari Pemkab Deliserdang untuk menyikapi polemik yang ada di tengah-tengah warga saat ini. Warga sangat membutuhkan sandang pangan untuk menyambung hidup, buat team khusus tinjau ke lapangan apakah bantuan sudah tepat sasaran atau hanya menambah kecemburuan sosial diantara masyarakat. "Apa gunanya disemproti pemukiman itu kalau perut juga gak dikasih makan," ujar salah seorang IRT dari kerumunan. (Ly Tnb)
COMMENTS